Skip to main content

SYARAT MENJADI PENGELOLA WAKAF PANGAN DI LEMBAGA WAKAF



Wakaf merupakan salah satu ibadah yang termasuk amalan jariyah sehingga bisa digunakan sebagai investasi untuk masa akhirat. Wakaf sendiri memiliki banyak jenis diantaranya adalah wakaf pangan yang dilakukan dengan memberikan sebagian hasil pangan untuk masyarakat yang membutuhkan. Bagi masyarakat mampu sangat dianjurkan untuk mengeluarkan sedekah, zakat dan juga wakaf agar bisa digunakan untuk kepentingan bersama. Dengan jalan itulah suatu bangsa bisa mandiri dengan cara saling tolong menolong antar penduduknya.

Bagi siapa saja yang ingin mewakafkan sebagian harta benda yang dimiliki, namun merasa bingung kemana harus menyalurkannya, maka jangan khawatir. Saat ini sudah banyak lembaga wakaf yang bersedia menampung dan menyalurkan serta mengelola berbagai jenis wakaf termasuk wakaf pangan. Pengelola wakaf pangan akan bertanggung jawab terhadap distribusi wakaf kita dan masyarakat yang lain agar barang wakaf bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh orang-orang yang membutuhkan. Semakin banyaknya orang yang memiliki kesadaran dan niat untuk berwakaf, bersedekah atau membayar zakat, maka semakin banyak juga lembaga wakaf yang dibutuhkan.

Seiring dengan perkembangan zaman dan kesadaran masyarakat itulah kini telah banyak berdiri lembaga zakat di berbagai kota terutama ibukota propinsi. Lembaga zakat yang baru pastinya membutuhkan tenaga di dalamnya untuk menjalankan tujuan pendiriannya yaitu menampung dan menyalurkan barang wakaf dengan baik dan benar. Berikut ini adalah persyaratan bagi mereka yang ingin menjadi pengelola wakaf atau zakat dengan cara bergabung menjadi tenaga atau karyawan lembaga wakaf:
  • Memiliki dasar moral yang baik seperti anti korupsi, amanah, jujur dan tidak mudah tergoda.

  • Memiliki ilmu agama yang mencukupi untuk melaksanakan distribusi wakaf, menjelaskan perlunya wakaf dan manfaatnya bagi pemberi wakaf.

  • Memiliki ilmu untuk menjaga atau mengelola wakaf terutama untuk bentuk wakaf produktif.

Bagi mereka yang ingin menjadi pengelola wakaf syarat utama adalah memiliki mental yang baik serta pengetahuan agama sehingga bisa dipraktekkan untuk menyalurkan wakaf yang diterima dari masyarakat. Mereka juga harus menjaga kondisi wakaf terutama untuk wakaf bentuk bangunan, alat produksi dan benda produktif lainnya agar bisa dimanfaatkan dalam waktu yang cukup lama.

Lembaga wakaf sebaiknya berdiri di beberapa kota atau desa dan memberikan edukasi pada masyarakat bahwa untuk mengeluarkan wakaf prosesnya sangat mudah dan manfaatnya sangat besar baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat banyak. Mengeluarkan zakat dan berwakaf juga tak perlu harus menunggu setelah diri kaya karena kini wakaf bisa dilakukan dengan banyak cara. Cara-cara inilah yang harus disosialisasikan pada masyarakat ramai agar budaya berzakat dan berwakaf menjadi budaya yang kuat sehingga bisa mensejahterakan sesama masyarakat dengan cara yang mandiri tanpa hutang.

Comments

Popular posts from this blog

Berjuang dan Dewasa-lah, Nak..

Dewasa. Terlintas secara langsung dewasa sendiri menurut nalar saya adalah masa dimana kita sudah mandiri dan mulai menghilangkan sifat meminta-minta yang sering biasa kita lakukan kepada orang tua. atau bahkan teman sekalipun. (contoh: minta kulit ayam KAFECE temen) Sesimple itu…. Tapi sulit jauh dari kebisaan… #woetsahhh Btw, tahun 2014 kayaknya tahun dimana saya sendiri akhirnya mulai mengerti akan sifat dewasa sebenarnya.. bagaimana tidak, merangkak ke umur yang bukan belasan tahun lagi kiranya sedikit memberi gambaran dan motivasi agar kelak di umur yang kepala 2 menjadi pribadi ganda. Yang pertama berpribadi “berjuanglah..”, yang kedua berpribadi “dewasalah”.

DONASI UNTUK ROHINGYA MENJADI SECERCAH HARAPAN

Kaum imigran dari Rohingya beberapa waktu belakangan ini selalu menjadi tajuk utama di media. Etnis ini telah dilaporkan menjadi korban konflik saudara di Myanmar selaku negaranya. Konflik yang berujung pada penyiksaan, pembunuhan hingga pembantaian etnis Rohingya membuat mereka tidak ada pilihan selain melarikan diri dari negaranya. Banyak yang kemudian melarikan diri dengan melewati lautan dan menjadi manusia perahu dan kemudian beberapa diantaranya terdampar di Indonesia. PBB telah mencatatkan dimana terdapat 1,5 juta warga Rohingnya di Myanmar. Namun setelah adanya konflik, banyak dari mereka yang meninggal, terluka hingga melarikan diri ke negara lain. Dengan penyiksaan tak berujung yang mereka dapatkan, tak heran jika PBB menjuluki etnis Rohingya sebagai etnis yang paling tersiksa. Bantuan dan Donasi untuk Rohingya pun terus berdatangan sejak kedatangan mereka di Indonesia, tepatnya di wilayah Aceh. Namun mungkin banyak juga diantara Anda yang masih belum mengenal t