Skip to main content

SEDIKIT MUKADIMAH



Sedikit Mukadimah.
Bismillah.




Halo pembaca yang kebetulan melihat tulisan ini. Akhirnya Blog ini kembali posting lagi setelah lama tidak ada postingannya. Sebenarnya kegiatan menulis sih tetap jalan, namun untuk mengisi sepatah dua patah kalimat di postingan blog ini selalu tertunda. Ya. Sebagai penulis yang sekarang pindah haluan untuk menulis tulisan genre tematik, saya sebagai kontributor tetap di website badangsanak.com, merasa sudah mulai mantap. Jadi untuk menulis tentang kehidupan pribadi di blog sekarang mulai tidak menulis lagi.

Belakangan selain menulis juga disibukkan dengan aktivitas lain yaitu, kerja. Ya. Kerja. K, K eke Er, Ker,  J, J a Ja, Ja. Libur. Eh…

Orang bijak pernah mengatakan karena dengan Tetap Bekerja (bukan bekerja tetap) bisa menjauhkan diri dari sifat malas sekaligus membentuk masa depan. Yang ingin tahu secara cepat bagaimana bayangan masa depannya, mulai lah dengan ‘Tetap Bekerja’. Azeg..

Demikian sedikit mukadimah, untuk ‘entah-postingan-apa-lagi-yang-ada-disini’. Wassalam.

Comments

  1. Gua juga udah mulai jarang nih ngepost di blog. Kesibukan bikin skripsi dan jadi freelancer di salah satu website cukup menyita waktu. Semoga kita tidak diklaim sebagai blogger murtad

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Berjuang dan Dewasa-lah, Nak..

Dewasa. Terlintas secara langsung dewasa sendiri menurut nalar saya adalah masa dimana kita sudah mandiri dan mulai menghilangkan sifat meminta-minta yang sering biasa kita lakukan kepada orang tua. atau bahkan teman sekalipun. (contoh: minta kulit ayam KAFECE temen) Sesimple itu…. Tapi sulit jauh dari kebisaan… #woetsahhh Btw, tahun 2014 kayaknya tahun dimana saya sendiri akhirnya mulai mengerti akan sifat dewasa sebenarnya.. bagaimana tidak, merangkak ke umur yang bukan belasan tahun lagi kiranya sedikit memberi gambaran dan motivasi agar kelak di umur yang kepala 2 menjadi pribadi ganda. Yang pertama berpribadi “berjuanglah..”, yang kedua berpribadi “dewasalah”.

SYARAT MENJADI PENGELOLA WAKAF PANGAN DI LEMBAGA WAKAF

Wakaf merupakan salah satu ibadah yang termasuk amalan jariyah sehingga bisa digunakan sebagai investasi untuk masa akhirat. Wakaf sendiri memiliki banyak jenis diantaranya adalah wakaf pangan yang dilakukan dengan memberikan sebagian hasil pangan untuk masyarakat yang membutuhkan. Bagi masyarakat mampu sangat dianjurkan untuk mengeluarkan sedekah, zakat dan juga wakaf agar bisa digunakan untuk kepentingan bersama. Dengan jalan itulah suatu bangsa bisa mandiri dengan cara saling tolong menolong antar penduduknya. Bagi siapa saja yang ingin mewakafkan sebagian harta benda yang dimiliki, namun merasa bingung kemana harus menyalurkannya, maka jangan khawatir. Saat ini sudah banyak lembaga wakaf yang bersedia menampung dan menyalurkan serta mengelola berbagai jenis wakaf termasuk wakaf pangan. Pengelola wakaf pangan akan bertanggung jawab terhadap distribusi wakaf kita dan masyarakat yang lain agar barang wakaf bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh orang-orang yang membutuhkan.

DONASI UNTUK ROHINGYA MENJADI SECERCAH HARAPAN

Kaum imigran dari Rohingya beberapa waktu belakangan ini selalu menjadi tajuk utama di media. Etnis ini telah dilaporkan menjadi korban konflik saudara di Myanmar selaku negaranya. Konflik yang berujung pada penyiksaan, pembunuhan hingga pembantaian etnis Rohingya membuat mereka tidak ada pilihan selain melarikan diri dari negaranya. Banyak yang kemudian melarikan diri dengan melewati lautan dan menjadi manusia perahu dan kemudian beberapa diantaranya terdampar di Indonesia. PBB telah mencatatkan dimana terdapat 1,5 juta warga Rohingnya di Myanmar. Namun setelah adanya konflik, banyak dari mereka yang meninggal, terluka hingga melarikan diri ke negara lain. Dengan penyiksaan tak berujung yang mereka dapatkan, tak heran jika PBB menjuluki etnis Rohingya sebagai etnis yang paling tersiksa. Bantuan dan Donasi untuk Rohingya pun terus berdatangan sejak kedatangan mereka di Indonesia, tepatnya di wilayah Aceh. Namun mungkin banyak juga diantara Anda yang masih belum mengenal t